Pages

Minggu, 06 Juli 2014

Catatan Perjalanan : Nekat Ngebolang ke Surabaya (Part 2)


Etape 1, Jakarta-Tasikmalaya

Terminal Lebak Bulus saat itu tampak normal, tidak begitu ramai, tidak ada kepadatan penumpang. Sebelum melanjutkan perjalanan, saya mencari musholla untuk sholat zuhur. Setelah solat, saya langsung menuju tempat pemberhentian bus. Disana tampak sebuah bus Primajasa Jakarta-Tasik kelas Ekonomi AC dengan model body old travego yang sudah siap untuk diberangkatkan, sedangkan dibelakangnya ada bus dengan PO dan jurusan yang sama, dengan body bus yang terlihat masih kinclong, Evo X. keliatannya sih mesin, chasis, sama body semuanya masih baru. Nyoba ah hehe. Sekitar pukul 1 lewat bus yang paling depan sudah berangkat, giliran bus yang di belakangnya maju ke start line, terlihat crew sedang mengutak-atik bagian depan bawah bus tersebut, saya pun masuk dan duduk  di baris kedua bagian kanan. Setelah selesai dengan urusan di bagian bawah bus, crew masuk dan menyalakan klakson. Oh mungkin tadi abis ganti klakson...

Pukul 2 siang bus akhirnya diberangkatkan dengan kursi penumpang hampir semuanya terisi penuh. Mungkin sebagian besar penumpang adalah warga Jakarta dan sekitarnya yang bekerja di daerah Bandung. Keluar terminal, bus berjalan santai menelusuri jalan arteri dan terus berlanjut hingga masuk ke jalan Tol TB Simatupang. Kondisi jalan cukup padat saat itu tapi masih relatif lancar. Sepanjang jalan saya tidak tidur, memperhatikan gerak-gerik kendaraan yang mendahului ataupun mendahului bus sambil menghapal jalan, ya inilah hobi saya dari kecil kalau lagi di mobil hehe.

Sekitar pukul 5 sore bus sudah keluar dari gerbang Tol Cileunyi lalu bergerak perlahan menyusuri by pass Rancaekek untuk mencari tambahan penumpang. Beberapa kali bus berhenti cukup lama di tempat pengecekan. “Wah kalau begini terus nyampe Tasik jam berapa nih, salah nih milih naik bus ekonomi". Waktu sudah menunjukkan pukul 6, Bus sudah mulai meliak-liuk di jalan raya Gentong-Tasikmalaya yang penuh kelokan. Kecepatan bus sudah sedikit lebih cepat dari sebelumnya, tapi tetap saja tergolong lambat, akibat kondisi jalan sedang ramai. Pukul 7, saya belum menemukan tanda-tanda bahwa bus sudah sampai Kota Tasik. Saya mulai khawatir kalau kalau sampai di Tasik kemalaman dan bus Jogjaan sudah habis. Saya mencoba menepis kekhawatiran itu. Lalu pada pukul 8, akhirnya bus sudah masuk Kota Tasik. Tapi saya masih was-was kalau bus jogjaan sudah berangkat. Dari arah sebaliknya terlihat banyak hilir mudik bus-bus. Saya perhatikan satu persatu sambil berharap semoga bus jogjaan belum lewat.

“Terminal terminal terminal !”, teriak kenek, dan saya bergegas turun dari bus lalu menyebrang menuju terminal. Kondisi yang gelap agak membingungkan saya, dan juga seorang bapak yg turun dari bus yg sama untuk masuk ke terminal, nampaknya si bapak juga belum hapal daerah tersebut sehingga kami berdua nyasar jauh ke jalan gelap yang ada di samping terminal heuheu. Kebetulan bapak itu juga mau ke Solo, jadi searah dengan saya. Tapi ditengah jalan bapak itu izin buang air kecil, sedangkan saya melanjutkan jalan kaki untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, berhubung di tempat itu gelap tidak ada lampu, dan akhirnya sayapun berpisah dengan bapak itu. Sampai di terminal, “Lho kok sepi ?”, Cuma ada bus kecil Budiman tujuan Purwokerto dan itupun sepertinya ga akan jalan malam itu. Saya cari orang yang ada di terminal untuk bertanya.

“Punteun bu, Budiman nu ka Jogja dimana nya ?”, tanya saya pada seorang ibu penjual makanan
“Wah baru aja berangkat a”,
“Bisnya masih ada lagi ga bu ?”
“Ga ada a itu bis yang terakhir, biasanya sih berangkat ke pool dulu, kejar a aja pake ojek, biasanya sih orang lain begitu”, pedagang lain juga mencoba ikut membantu saya.

Saya pun mengiyakan saran itu, walau sebenernya agak mikir-mikir juga sih soalnya ongkosnya lumayan mahal heuheu. Dengan baik hati, salah satu bapak pedagang pun mengantar saya ke tukang ojek. Setelah dapat, saya naik ojek tersebut, tak lupa menyampaikan terima kasih pada pedagang yang mengantar saya. Ojek yang saya tumpangi berjalan menyusuri kota Tasikmalaya. Saya menikmati pemandangan malam kota Tasikmalaya di sepanjang perjalanan, kotanya belum ramai dengan bangunan megah, tapi udaranya masih sejuk. Ah ternyata ada untungnya juga, jadi bisa melihat suasana Kota Tasik secara langsung hehe.

Setelah sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya sampai juga di Pool Bus Budiman tepat berbarengan dengan datangnya Bus tujuan Jogja. Saya pun langsung turun dan membayar ongkos ojek, lalu bergegas ambil posisi untuk naik bus setelah melihat ternyata calon penumpang yang bertujuan Jogja banyak. Bus berhenti tepat di depan saya, bus Budiman Tasik-Jogja dengan body Jetbus bertag-line “Euro.ng engine management system”, pertanda bahwa bus tersebut menggunakan sasis Mercedes Benz seri OH-1526. Para penumpang pun berdesakan masuk dan saya masuk melalui pintu belakang. Fiuuh.. untungnya masih kebagian satu kursi di bagian paling belakang.

Etape 2, Tasikmalaya-Jogja

Sambil menunggu bus berangkat, dari tempat duduk saya memperhatikan suasana pool, masih ramai... bahkan jauh lebih ramai daripada Terminal tadi. Tempatnya bagus, nyaman, minimalis, dan modern, terlihat dari papan petunjuk trayek yang sudah memakai LED, ya pantes sih kalau pool lebih ramai. Pukul 9 malam, bus mulai beranjak jalan. Tanpa basa-basi, bus langsung tancap gas selepas keluar dari pool. “Supirnya Jooss !”. Dari tempat saya duduk, terdengar jelas bunyi deru mesin digeber oleh pak supir. Bus terus melaju dengan kencang di tengah jalan raya Tasikmalaya-Ciamis yang sepi, sesekali bus mengambil jalur berlawanan untuk mendahului truk. Di tempat duduk, saya merenungkan kejadian-kejadian tadi, ya sangat beruntung sampai bisa duduk disini. Saya sangat bersyukur Allah telah membantu saya malam itu. Alhamdulillahirabbil ’alamin, La hawla wa la quwwata illa billah. Pemandangan jalan mulai membosankan, gelap, dan hanya ada sedikit lampu dari perkampungan. Saya pun mulai mengantuk dan lalu tak lama kemudian akhirnya tertidur zzz...

Sesekali saya terbangun. Karena minim petunjuk, saya tidak tahu sudah sampai mana ketika bangun. Sekitar pukul 3 pagi, bus berhenti di RM Taman Sarirasa untuk istirahat dan servis makan. Saya ambil lauk yang seadanya plus sayur dan segelas air teh manis hangat. Sebenernya seret juga sih makan pas dini hari begini heuheu, tapi yaa nikmatin yang ada ajalah. Setelah selesai makan, saya kembali ke bus dan bus kembali melanjutkan perjalanan menuju jogja. Tak lama setelah bus jalan, efek setelah makan mulai bereaksi dan saya kembali tertidur zzz...

Pukul setengah 5 pagi saya terbangun, melihat kondisi jalan, sepertinya saya mengenali jalan ini. Ya, bus sudah sampai di ringroad selatan Jogja, saatnya bersiap-siap untuk turun. Tepat pukul 5 pagi, akhirnya bus masuk terminal Giwangan dan berhenti di terminal kedatangan, saya pun turun.  Terlihat para tukang ojek dan calo mencoba menawarkan jasanya kepada para penumpang yang turun, termasuk saya. Saya tolak tawaran-tawarannya dan saya hanya menanyakan letak kamar mandi dan musholla kepada salah satu orang tersebut. Atas petunjuk orang tersebut, saya berjalan menuju kamar mandi dan mushalla...

Bersambung . . . 

Kamis, 03 Juli 2014

Catatan Perjalanan : Nekat Ngebolang ke Surabaya (Part 1)


Liburan Akhir Semester 3
Bosan, ya itulah yang saat itu saya rasakan. Selama liburan akhir semester 3 saya habiskan hanya dengan berleyeh-leyeh di dalam kamar. Mau keluar pun bosan dengan Kota Bekasi yang begitu-gitu saja, belum ada perubahan yang menarik. Sebenarnya sih sebelum liburan saya sudah merencanakan untuk jalan-jalan ke Jogja dengan teman, tapi sayang rencana itu dibatalkan.


Sabtu, 2 Februari 2013
Seminggu sebelum liburan akhir semester berakhir. Waktu itu seperti biasa saya sedang iseng-iseng browsing di dalam kamar. Kebetulan saya membaca status twitter teman saya, Mas Ansori, yang berencana mau ke Surabaya. Karena dalam rencana saya sebelumnya Kota Surabaya termasuk salah satu daftar kota yang ingin saya singgahi, dalam hati saya tertarik untuk ikut. Saya coba balas tweetnya, kurang lebih inti percakapannya begini :
“Lu ngapain sor ke Surabaya ?”,
“Gue ada rapat css* nasional bro, mau ikut ga ?”,
“Mau aja sih, kapan berangkatnya ?”,
“Besok aja bro, soalnya acaranya mulai hari Senin”,
“Oke sor, gue bilang sama orang tua dulu” .
Sebenarnya percakapannya bukan itu aja sih heuheu, adalagi yang membahas tentang transportasi ke Surabaya, kami berdua belum pernah naik angkutan umum sampai Surabaya, dan akhirnya kami sepakat berangkat dengan menggunakan kereta. Izin dari orang tua pun sudah dikantongi. Saatnya beres-beres...
*css = organisasi mahasiswa penerima beasiswa dari kemenag

Minggu, 3 Februari 2013
Barang bawaan sudah siap, motor sudah dipanaskan, saatnya pamit pergi dari rumah. Jam 8 saya berangkat menuju ke rumah kontrakan di Bogor, checkpoint pertama sebelum memulai perjalanan jauh ke Surabaya untuk ketemuan dengan Mas Ansori. Jam 10 lewat saya sudah sampai di rumah kontrakan, tapi aneh kok Mas Ansori tidak ada. Setelah saya cek sms ternyata dia sudah naik KRL ke Stasiun Kota, kereta berangkat jam 12 siang katanya. “Wah kirain keretanya berangkat malem, nyusul ke stasiun sekarang ga bakal kekejar nih”. Ga ambil pusing, saya langsung menuju agen bus malam, ternyata tidak membuahkan hasil, seat sudah penuh. Mau ga mau harus estafet alias ngeteng kalau mau nyusul ke Surabaya, yah daripada pulang lagi ke rumah kan namanya garing heuheu. Kebetulan juga sebelumnya saya sudah tanya-tanya cara estafet menggunakan bis dari Jakarta ke Surabaya. Jadi seengganya udah ada sedikit modal petunjuk :D Selepas dari agen bus, saya kembali ke rumah kontrakan untuk menarih motor sebelum berangkat.


Awal Perjalanan, Bogor-Jakarta
Jam 11 siang, saya berangkat dari rumah kontrakan. Dengan modal nekat, ongkos pas-pasan (waktu itu uang beasiswa belum turun dan berspekulasi hari senin sudah turun), dan sedikit petunjuk saya memulai perjalanan. Bismillah. Perjalanan dimulai dengan menumpang angkot menuju Terminal Baranang Siang. Seperti biasa saya mencari angkot yang paling siap berangkat supaya cepat sampai heuheu. Sampai di Terminal Baranang Siang, saya menuju ke bus merah Agra Mas Bogor-Lebak Bulus. Lho kenapa ke Lebak Bulus ? Kenapa ga Kp Rambutan aja kan lebih deket ? Kapok ke Kp Rambutan kena palak pedagang heuheu. Mending Lebak Bulus walaupun lebih jauh tapi lebih nyaman :D Kebetulan saya satu bis dengan kakak kelas yang pernah menitip kucing peliharaannnya ke saya, namanya Mbak Dahlia, katanya sih dia mau pulang ke kampung halamannya. Lho kok baru pulang pas akhir libur begini ?

Jam 12 siang bus mulai bergerak menuju pintu keluar dan langsung masuk ke akses tol Jagorawi. Sepanjang pejalanan bus berjalan dengan santai hingga akhirnya sampailah di Terminal Lebak Bulus pada pukul 1 siang...


Bersambung  . . .